PENGORGANISASIAN PENDIDIKAN

JUDUL : I



PENDAHULUAN

Manusia adalah makhluk multidimensional karena itu banyak julukan-julukan yang diberikan kepadanya, misalnya manusia sebagai makhluk ekonomi (homo economicus), makhluk sosial (homo cocial), makhluk berpikir (homo safien), makhluk berkerja atau bermain ( homo luden), makhluk yang menggunakan alat (homo faber), makhluk yang suka bersenang-senang (homo hedonisme), makhluk yang suka menggunakan lambing-lambang (homo simbolicum), makhluk yang suka menindas makhluk yang lainnya (homo homini lupus), makhluk yang ipteks, yang makluk imtak, dan makhluk yang berorganisasional.

Manusia adalah makhluk organisasi, karena itu begitu ia dilahirkan ke dunia, ia menjadi anggota organisasi genetis yang disebut anggota keluarga. Bahkan organisasi itu sudah ada sebelum kita dilahirkan, karena kelahiran kita juga akibat hasil organisasi perkawinan. Disamping itu, begitu manusia lahir ia juga otomatis menjadi anggota rukun warga, rukun tetangga, kelurahan, kecamatan, kabupaten, propinsi, dan warga negara Indonesia, bahkan menjadi warga dunia.

Setelah usia sekolah, manusia memasuki sekolah dan ia otomatis menjadi organisasi sekolah. Setelah lulus dan bekerja, ia otomatis menjadi organisasi ditempat kerjanya. Mungkin pula ia merangkap menjadi organisasi agama, pemuda, politik, ekonomi atau bisnis, sosial atau masyarakat, budaya, keamanan, muiliter, olaraga, hobby, profesi, dan sebagainya. Akhirnya setelah manusia meninggal dunia ia dicacat sebagai anggota organisasi kematian oleh panitia rukun kematian di tingkat RT.

Jadi, manusia sejak dilahirkan sampai kematiannya tidak dapat dipisahkan dari organisasi. Manusia adalah makhluk organisasional karena sejak lahir manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia dibentuk kepentingan manusia (antroposentris), organisasi sebenarnya diciptakan untuk orang bukan orang untuk organisasi. Manusia jangan sampai diperbudak organisasi tetapi manusia harus memperbudak organisasi. Organisasi bukan tujuan melainkan sebagai alat untuk mencapai tujuan.

Oranisasi memang merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan kehidupan dan penghidupan manusia. setiap hari manusia berhubungan dengan organisasinya. Walaupun pengalaman berorganisasi itu ada yang menyenangkan dan menjengkelkan, ada yang positif dan ada yang negatif, tetapi manusia tetap saja memerlukan organisasi. Adanya pertentangan ini sebagai konsekwensi bahwa manusia pada hakekatnya tidak sama atau penuh dengan perbedaan-perbedaan.

Perbedaan-perbedaaan ini terjadi antara lain karena latar belakang pendidikan, pengalaman, status sosial ekonomi, budaya, usia, dan sebagainya yang berbeda. Tidak satupun manusia yang sama persis meski mereka kembar sekalipun. Manusia berbeda terutama dari sidik jarinya. Yang menyamakan mereka ia ialah tetap sama-sama bernama manusia.

  1. Pengertian Organisasi

Suharsimi Arikunto dalam bukunya Organisasi dan administrasi Teknologi dan Kejurusan memberikan pengertian bahwa organisasi digambarkan sebagai sesuatu yang sentralisasi, dan berisi tugas-tugas yang terspesialisasikan. Menurut James D. Mooney (1974) mendifinisikan organisasi sebagai kelompok dua orang atau lebih yang bergabung untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk merancang organisasi perlu memperhatikan empat prinsip yaitu (1) koordinasi, (2) scalar, (3), fungsional, dan (4) staf.

Organisasi menurut Weber (1968) dalan Stoner dan Freeman (1995) adalah struktur birokrasi. Organisasi menurut pendapatr Wendrich, (1988) adalah proses mendisain kegiatan-kegiatan dalam struktur organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sedangkan Sutarto (1995) mendifinisikan organisasi sebagai kumpulan orang, proses pembagian kerja dan sistem kerja sama atau sistem sosial. Jone (1995) mendifinisikan organisasi sebagai respons terhadap makna nilai-nilai kreatif untuk kebutuhan manusia. organisasi menurut Griffin dan Morhead (1996) ialah sekompok orang yang berjasama untuk mencapai tujuan organisasi. Akhirnya, organisasi menurut Barnard (anonim, 2000) adalah suatu sistem aktifitas yang dikoordinasikan secara sadar oleh dua orang atau lebih.

Walaupun para ahli manajemen memberikan definisi yang berbeda-beda tentang organisasi tetapi memili intisari yang sama tentang organisasi.organisasi merupakan proses kerja sama dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Definisi ini bersifat umum dan berlaku bagi semua organisasi termasuk organisasi pendidikan.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan secara khusus bahwa yang disebut dengan organisasi ialah proses kerjasama dua orang atau lebih dalam system sosial, struktur, kultur, wadah, iklim dan pembelajaran tertentu mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Berkaitan dengan istilah organisasi, dalam beberapa literature sering kita jumpai istilah teori organisasi (organization theory), perilaku organisasi (organization behavior), pengembangan organisasi (organization deplopment), dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) (Human deplopment). Keempat istilah tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut ini :

Teori organisasi



Pengembangan organsasi

Perilak organisasi


Pengembangan SDM

Makro Mikro

Teori


Praktek

Perbedaan teori organisasi, perilaku organisasi, pengembangan organisasi dan pengembangan SDM


Disamping beberapa definisi organsiasi tersebut di atas terdapat pula istilah pengorganisasian. Pengorganisasi menurut Handoko (2003) ialah (1) penentuan sumberdaya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, (2) proses perancangan dan pengembangan suatu organisasi yang akan dapat membawa hal-hal tersebut kearah tujuan, (3) penugasan tanggung jawab tertentu dan kemudian, (4) pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Ditambahkan pula oleh Handoko (2003) pengorganisasian ialah pengaturan kerja sama sumberdaya keuangan, fisik dan manusia dalam organisasi. Pengorganisasian merupakan penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumberdaya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya.

Istilah pengorganisasian menurut Handoko (2003) adalah (1) cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif terhadap sumberdaya keuangan, fisik, bahan baku, dan tenaga kerja organisasi, (2) bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatannya, dimana setiap mengelompokkan diikuti penugasan seorang manajer yang diberi wewenang mengawasi anggota kelompok, (3) hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan, tugas-tugas karyawan, dan (4) cara manajer membagi tugas yang harus dilaksanakan dalam departemen dan mendelegasikan wewenang untuk mengerjakan tugas tersebut.

  1. Bermacam-Macam organisasi



  1. Perilaku Organisasi

Menurut David A Nadler (1979) perilaku adalah suatu fungsi dari interaksi antara seseorang individu dengan lingkungannya. Ini berarti bahwa seseorang individu dengan lingkungannya menentukan perilaku keduanya secara langsung. Individu dengan organisasi tidak jauh berbeda dengan pengertian ungkapan tersebut. keduanya mempunyai sifat-sifat khusus atau karakteristik tersendiri dan jika kedua karakteristik ini berinteraksi maka akan menimbulkan perilaku individu dalam organisasi. Menurut Stephen P. Robbins (2001) perikaku organisasi (sering singkat sebagai OB) adalah suatu bidang studi yang menyelediki dampak perorangan, kelompok, dan struktur pada perilaku dalam organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki efektifitas organisasi. Secara singkat Stephen P. Robbins (2001) mendefinisikan perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang merupakan suatu bidang keahlian dengan suatu tubuh pengetahuan yang sama. Perilaku organisasi mempelajari tiga determinan perilaku dalam organisasi : perorangan (individu), kelompok, dan struktur.

Oleh sebab itu bahwa organisasi ialah proses kerja sama dua orang atau lebih, untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Definisi mengandung arti bahwa setiap organisasi harus memiliki tiga komponen, yaitu (1) ada kerja sama, (2) ada orang, dan (3) ada tujuan.

Dalam proses kerja sama dua orang atau lebih terdapat bermacam-macam perilaku individu didalam organisasi.

Manusia dalam organisasi berinteraksi baik dengan semua individu maupun dengan kelompok atau organisasinya. Hal inilah yang merupakan bagian dari teori perilaku organisasi. Kerangka teori perilaku organisasi dijelaskan pada gambar berikut ini :




Sifat-sifat Perilaku

Pengalaman Latar Belakang Pribadi

Masa lampau

SLTP -SLTA


Perilaku manusia dalam organisasi



organisasi



Lingkungan Teknologi strategis

Kerangka perilaku organisasi

Dalam berinteraksi pada organisasi, manusia sebagai individu menampilkan berbagai perilaku sebagai sifat pribadi yang dibawa sejak lahir (paham nativisme) atau pengalaman dari pengaruh lingkungan (paham emperisme) maupun konbinasi keduanya (paham konvergen). Interdisiplin yang mempengaruhi prilaku organisasi adalah : psikologi, antropologi, ekonomi, kesehatan, keteknikan, ilmu politik, budaya, agama, sosiologis dan administrasi. Teori system seperti ini dapat digambarkan sebagai berikut :


Psikologi

Sosiologi antropologi

Ilmu Politik Ekonomi

Budaya Agama

Keteknikan Kesehatan

Administrasi

Fokus Interdisiplin adalah perilaku organisasi

Dalam berinteraksi ada perilaku positif yang mendukung organisasi dan ada pula yang berperilaku negatif yang menghambat organisasi. Perikaku individu tersebut saling pengaruh mempengaruhi satu sama lain sehingga membentuk perilaku kelompok. Perilaku individu bersama-sama perilaku kelompok akan membentuk perilaku organisasi. Sebagai contoh dalam organisasi terdapat individu yang penuh inisiatif, inovatif, kreatif, rajin, disiplin dan berani mengambil resiko untuk mencapai tujuan individu dan organisasi secara efektif dan efisien. Sebaliknya ada pula individu secara pasif, apatis, menunggu intruksi, masa bodoh, malas, tidak disiplin, takut mengambil resiko. Bahkan ada juga individu yang agresif menyerang dan menentang hasil diskusi kelompok, mengemukan hal-hal yang tidak relevan dengan masalah, dan merasa pintar sendiri.

Dari contoh di atas dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku individu dalam organisasi terbagi atas perilaku yang beroreantasi pada : (1) tugas, (2) pembinaan kelompok, dabn (3) diri sendiri.

Menurut Menurut David A Nadler (1979) sifat-sifat dalam menentukan perilaku organisasi yaitu :

  1. Manusia berbeda perilakuknya, karena kemampuan manusia tidak sama

  2. manusia mempunyai kebutuhan berbeda

  3. orang berpikir tentang masa depan, dan membuat pilihan tentang bagaimana bertindak

  4. seseorang memahami lingkungannya dalam hubungannya dengan pengalaman masa lalu dan kebutuhannya.

  5. seseorang mempunyai reaksi-reaksi senang dan tidak senang.

  6. banyak faktor yang menentukan sikap dan perilaku organisasi.

Dalam beroragnisasi tidak hanya individu yang mempengaruhi perilaku organisasi tetapi juga dipengaruhi oleh perilaku kelompok. Menurut Stephen P. Robbins (2001) kelompok didefinisikan sebagai dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantung, yang saling bergabung untuk mencapai sasaran-sasaran tertentu. lebih lanjut Stephen P. Robbins (2001) membedakan kelompok ada dua yaitu kelompok formal dan kelompok informal. Kelompok formal adalah kelompok yang didefinisikan oleh struktur organisasi, dengan pembagian kerja yang ditandai untuk menegakkan tugas-tugas. Dalam kelomok formal perilaku-perilaku yang seharusnya ditunjukkan dalam kelompok ditentukan dan diarahkan oleh untuk tujuan organisasi. Sedangkan kelompok informal adalah aliansi yang tidak terstruktur secara formal atau tidak ditetapkan secara organisasi. Kelompok ini terbentuk secara alamiah dalam suasana kerja yang muncul sebagai tanggapan terhadap kebutuhan akan kontak sosial.

Stephen P. Robbins (2001) menjelaskan bahwa perilaku kelompok kerja meliputi kemampuan anggota kelompok, ukuran kelompok, tingkat konflik dan tekanan internal pada anggota untuk menyesuaikan diri dengan normal. Jadi semua kelompok kerja dipengaruhi oleh kondisi eksternal yang dikenakan dari luarnya. Kelompok kerja itu sendiri mempunyai seperangkat perbedaan dari sumber daya yang ditentukan oleh keanggotaannya. Ini mencakup hal-hal kecerdasan dan motivasi anggota. Kelompok itu juga mempunyai struktur internal yang menentukan peran anggota dan norma-norma yang dianut dalam kelompok tersebut. Faktor-faktor tersebut dipengaruhi oleh sumber daya anggota kelompok dan struktur sehingga menentukan menentukan pola interaksi dan proses-proses lain di dalam kelompok. Akhirnya hubungan proses/kinerja (kepuasan) kelompok diperlunak oleh tipe tugas yang sedang dikerjakan kelompok.

A

Tugas kelompok

dapun model perilaku kelompok dapat dilihat dalam diagram berikut ini :

Sumber daya anggota

Struktur kelompok

Proses Kelompok



Kondisi eksternal yang dikenakan pada kelompok

Kinerja dan kepuasan





Menurut Sondang P. Siagian (1995 : 99) ada tiga jenis perilaku yang terdapat dalam organisasi. Yang pertama adalah perilaku nyata yang ditunjukkan oleh para anggota organisasi dalam kehidupan organisasionalnya. Yang kedua adalah perilaku yang dituntut oleh organisasinya yang bersangkutan dari pada anggotannya. Yang ketiga adalah perilaku yang ideal yang pada hakekatnya tercermin dalam suasana kerjasama yang serasi dan intim.

  1. Organisasi Yang efektif

Organisasi dinyatakan efektif bila tujuan anggota organisasi dan tujuan organisasi tercapai sesuai atau di atas target yang telah ditetapkan. Artinya baik pihak pelanggang internal maupun pihak pelanggang eksternal organisasi merasa puas.

Menurut Husaini Usman (2004) bahwa indikator organisasi yang bermutu dan efektif adalah :

  1. Berfokus pada pelanggang

  2. Berfokus pada upaya pencegahan masalah

  3. Invertasi pada manusia dan menganggap manusia sebagai asset organisasi yang tak ternilai

  4. memiliki strategi untuk mencapai mutu

  5. memperlakukan keluhan sebagai umpan balik untuk memperbaiki diri (responsif)

  6. memiliki kebijakan dalam perencanaan mutu

  7. mengupayakan proses perbaikan secara kontinyu dengan melibatkan semua pihak terkait (partisipatif)

  8. membentuk fasilitator yang bermutu (mau dan mampu memimpin proses perbaikan)

  9. mendorong orang untuk berinovasi dan berkreasi

  10. memperjelas peranan dan tanggung jawab setiap orang (job discription)

  11. memiliki strategi evaluasi yang obyektif dan jelas

  12. memiliki rencana jangka panjang

  13. memiliki rencana jangka panjang, visi dan misi

  14. memandang mutu sebagai bagian dari kebudayaan

  15. meningkatkan gairah kerja sebagai kewajiban

terbuka dan bertangung jawab

Teori organisasi moderen mengajarkan bahwa seirama dengan rasionalitas manusia yang membentuk berbagai jenis organisasi dalam rangka pemuasaan kebutuhannya yang semakin kompleks, organisasi merupakan suatu system yang rasional pula. Rasional dalam arti bahwa dasar-dasar pemikiran ilmiah yang dijadikan landasan dan pertimbangan dalam membentuk organisasi. Rasionalitas yang biasanya dipergunakan dalam menciptakan dan menjalankan roda organisasi adalah :

    1. Efektifitas. Alasan utama mengapa efektifitas menjadi salah satu dasar pembentukan dan penyelenggaraan organisasi adalah oleh karena eksistensi dan pertumbuhan organisasi akan lebih terjamin apabila organisasi yang bersangkutan dapat mengembang misi dan melaksanakan tugasnya dengan tingkat ketangguhan yang tinggi.

    2. Efisiensi. Teori organisasi moderen selalu menekankan pentingnya oreantasi efisiensi dalam menjalankan roda organisasi.

    3. Produktifitas. Dengan penggunaan model input-tranformasi dan output dapat meningkatkan efisiensi kerja dalam organisasi bukan sekedar melakukan penghematan dalam penggunaan dan pemanfaatan sumber daya dan daya yang tersedia.

    4. Rasionalitas. Sasaran rasionalitas, terutama apabila ditinjau dari segi pendekatan kesisteman, sesungguhnya memcakup seluruh proses administrasi dan managemen disamping mencakup pula variabel-variabel organisasional.

    5. Departementalisasi. Kompleksitas organisasi moderen serta perkembangan teknologi yang demikian pesat memang menuntut berkembangnya spesialisasi dalam pembagian tugas satuan-satuan dalam organisasi.

    6. Fungsionalitas adalah satuan kerja yang brtanggung jawab pada tugas tersebut.

    7. Spesialisasi adalah spesialisasi dalam melaksanakan tugas tersebut.

    8. Hirarki wewenang adalah menekankan pada begitu pentingnya dijaga keseimbangan antara wewenangan dan dan tanggung jawab seseorang dalam melaksanakan tugasnya.

    9. Pembagian tugas adalah dengan prinsip pemerataan dalam melaksanakan tugas-tugas dalam organisasi.

    10. Dokumentasi dan arsip tertulis adalah bahwa akan selalu terjadi pergantian manusia didalam organisasi, baik dalam arti tenaga pimpinan maupun dalam arti tenaga operasional sehingga dibutuhkan dokumentasi yang baik dan tersusun rapi.

    11. Tata cara dan hubungan kerja adalah berperan selaku peraturan permainan bagi setiap anggota organisasi.

    12. Organisasi adalah terjadinya saling koordinasi yang baik antara anggota organisasi sehinga tugas dan tanggung jawab yang diembang berjalan secara baik dan maksimal.

  1. Organsiasi Pendidikan di Indonesia











Presiden

Depdikbud

Depdagri

Dep. lain

Kantor Wilayah

Depdikbud

Dinas

Dikbud / P dan K

Pemda Tk. II

Kantor Depdikbud

Kab. / Kodya

Cabang Dinas

Dikbud / P dan K

Perguruan

Tinggi

Kecamatan

Kantor Depdikbud

Kecamatan (Kancam)

Ranting Dinas

Dikbud / P dan K

Ranting Dinas

Dikbud / P dan K

SLTP -SLTA














ARTIKEL DALAM SATU LABEL



0 comments:

 
 
 
 
PIN BB 262A70A2