MATERI FIQIH


FIQIH
RUKUN ISLAM
A. ARTI RUKUN ISLAM
Rukun Islam terdiri dari dua kata rukun dan Islam. Rukun berarti pokok, dasar, soko guru atau tiang. Sedangkan Islam secara bahasa berarti kepasrahan dan ketundukan. Sehingga rukun Islam adalah pokok dan dasar yang harus dilakukan oleh seorang muslim sebagai bukti kepasrahan/ketundukannya terhadap agama.
B. LIMA RUKUN ISLAM
Rukun Islam ada Lima, yakni:
1. Membaca syahadat
2. Melaksanakan sholat
3. Membayar zakat
4. Berpuasa di bulan ramadlan
5. Melaksanakan haji bagi yang mampu
Di bawah ini akan dijelaskan masing-masing dari rukun Islam:
1. Membaca Syahadat
Secara bahasa syahadat adalah bukti dan kesaksian. Sedangkan secara istilah berarti kesaksian seseorang yang mengaku dirinya muslim dengan meyakini bahwa Allah sebagai Tuhannya dan Nabi Muhammad sebagai utusan-Nya. Semua itu dilafalkan dalam kalimat:
أشهد أن لا اله إلا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
“Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah”.
2. Melaksanakan Sholat
A. Pengertian Sholat
Asal makna sholat menurut bahasa Arab berarti do’a. Adapun makna sholat yang dimaksud di sini adalah ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut beberapa syarat dan rukun yang telah ditentukan.
Dalam isam seseorang yang akan menjalankan sholat harus suci terlebih dahulu dari hadas kecil dan hadas besar supaya sholatnya sah. Adapun benda-benda yang dapat digunakan bersuci adalah air, tanah, kertas, batu dan benda-benda suci lainnya yang dapat menyerap. Diantara sekian banyak benda yang dapat digunakan bersuci yang paling baik adalah air, air yang dapat digunakan untuk bersuci adalah air mutlak artinya air yang bersih dan belum tercemar, belum berubah bau, rasa dan warnanya, sedangkan yang termasuk air mutlak adalah air sungai, air sumur, air hujan, air embun, air es dan mata air.
1. Macam-macam air
Air terbagi menjadi empat macam yaitu
a. Air suci mensucikan, yaitu air yang boleh dikonsumsi dan boleh digunakan untuk bersuci
b. Air suci yang tidak mensucikan, yaitu air yang boleh dikonsumsi tetapi tidak sah digunakan untuk bersuci
c. Air najis, yaitu air yang tidak boleh dikonsumsi dan tidak sah digunakan untuk bersuci.
d. Air makruh, yaitu air yang makruh digunakan untuk bersuci tetapi bisa dikonsumsi.
2. Bersuci
Bersuci dalam islam merupakan amalan yang sangat penting karena sholat seseorang akan sah bila suci dari hadas kecil maupun hadas beser serta suci tempat dan pakaiannya dari segala macam najis.
a. Istinja
14
Agar badan suci terlebih dahulu harus tahu bagaimana beristinja (bersuci setelah buang air) adapun caranya adalah setiap najis /kotoran yang menempel dibadan atau benda yang kita gunakan untuk sholat kita sucikan terlebih dahulu sedangkan cara mensucikannya dengan mengalirkan air pada kubul (tempat keluar air kecil) dan dubur (tempat buang air besar ) sampai kotoran yang menempel hilang bau, rupa dan rasanya.
b. Adab buang air besar
1. Cara atau adab buang air besar dalam Islam
a. Membaca doa ketika masuk WC
اللّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْخُبُوْثِ وَالْخَبَائِثِ
b. Mendahulukan kaki kiri ketika masuk WC
c. Bersuci setelah buang air
d. Mendahulukan kaki kanan dan berdo’a

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَذْهَبَ عَنِّى اْلأَذى وَعَافَانِيْ

2. Hal-hal yang tidak boleh dilakukan ketika buang air kecil maupun besar
a. Bercakap-cakap
b. Membawa/membaca tulisan Al_Qur’an
c. Dilubang tanah
d. Di tempat yang biasa digunakan orang banyak untuk berhenti
e. menghadap kiblat atau membelakanginya
f. Di air yang tenang
3. Jenis-jenis najis dan cara mensucikannya
Najis adalah kotoran yang harus dibersihkan dari badan, pakaian dan tempat kita apabila hendak melaksanakan sholat. Najis ada tiga macam yaitu ;
a. Najis Mukhoffafah (ringan) yaitu najisnya air kencing anak laki-laki yang belum berusia 2 tahun dan hanya minum susu ibu saja. Cara mensucikannya dengan memercikkan aair pada bagian yang terkena najis tersebut.
b. Najis Mutawassithoh (sedang) yaitu najisnya kotoran manusia, hewan, nanah, darah, dan bangkai,
c. Najis Mugholadhoh (berat) yaitu najisnya Anjing dan Babi sedang cara mensucikannya dengan membasuh air tujuh kali yang salah satunya menggunakan debu.
c. Wudlu
wudlu adalah membersihkan anggota wudlu untuk menghilangkan hadas kecil dengan menggunakan air yang suci dan mensucikan.
1. Syarat-syarat wudlu
a. Islam
b. Tamyis (dapat membedakan antara yang baik dan buruk)
c. Dengan air suci dan mensucikan
d. Tidak ada yang menghalangi sampainya air ke kulit.
2. Rukun Wudlu
a. Niat
b. Membasuh muka
c. Membasuh dua tangan sampai siku-siku
d. Mengusap sebagian kepala
e. Membasuh kaki sampai mata kaki
f. Tartib
3. Hal-hal yang membatalkan wudlu
a. Keluarnya sesuatu dari kubul dan dubur
b. Hilangnya akal karena mabuk atau gila
c. Memegang kubul/dubur
d. Bersentuhan antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrimnya.
e. Haidh dan nifas
Darah wanita ada tiga macam : darah haidh, darah nifas, dan darah istihadhoh
1. Darah haidh (menstruasi) adalah darah yang keluar dari rahim seorang wanita setelah berumur 9 tahun dalam keadaan sehat dan merupakan kebiasaan. Waktu haidh paling sedikit adalah sehari semalam dan paling banyak adalah 15 hari. Jika lebih dari 15 hari darah masih keluar maka disebut darah istihadhoh.
2. Darah nifas adalah darah yang keluar dari rahim seorang perempuan setelah melahirkan. Waktu hamil paling sedikit adalah 6 bulan, dan biasanya selama 9 bulan. Waktu nifas paling sedikit keluar sekali, sedangkan biasanya berlangsung selama 40 hari, dan waktu nifas yang paling banyak adalah selama 60 hari. Jika dalam waktu 60 hari masih keluar disebut darah istihadhoh.
3. Darah istihadhoh adalah darah yang keluar dari rahim seorang karena suatu penyakit (bukan kebiasan)
hal-hal yang diharangkan ketika berhadats kecil :
1. Sholat
2. Thowaf
3. Menyentuh dan memabawa mushaf al quran
Perbuatan yang diharamkan ketika berhadats besar (junub)
1. Sholat
2. Thowaf
3. Menyentuh dan membawa al Quran
4. Berdiam dimasjid
perbuatan yang diharamkan ketika haidh dan nifas:
1. Sholat
2. Thowaf
3. Menyentuh al Quran dan membawanya
4. Berdim diri di masjid
5. Puasa
6. Bersenang-senang dengan bagian tubuh antara pusar dan lutut.
B. Syarat Wajib Sholat
1. Beragama Islam
2. Suci dari haid dan nifas
3. Berakal sehat
4. Baligh (dewasa)
5. Telah menerima ajaran Islam
6. Tidak tidur
C. Syarat Sah Sholat
1. Suci dari hadas besar maupun kecil
2. Suci badan, pakaian dan tempat sholat
3. Menutup aurat
4. Dilaksanakan pada waktuya
5. Menghadap kiblat
D. Rukun-Rukun Sholat
1. Niat
2. Berdiri tegak bagi yang kuasa
3. Membaca takbirotul ikhrom
4. Membaca Surat Al-Fatihah
5. Rukuk dengan tuma’ninah
6. I’tidal dengan tuma’ninah
7. Sujud dua kali dengan tuma’ninah
8. Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
9. Duduk tasyahud akhir
10. Membaca tahiyyat akhir
11. Membaca sholawat Nabi
12. Membaca salam
13. Menertibkan rukun sholat
E. Hal-Hal yang Membatalkan Sholat
1. Tidak mempunyai wudlu
2. Belum masuk waktu sholat
3. Terbuka aurat
4. Tidak menghadap kiblat
5. Meninggalkan rukun sholat
6. Bercakap-cakap dengan sengaja
7. Batal wudlu
8. Makan dan minum
9. Sengaja bergerak
3. Membayar Zakat
A. Pengertian Zakat
Menurut bahasa zakat artinya mensucikan, sedangkan zakat menurut istilah agama Islam adalah sejumlah harta yang diberikan oleh orang yang wajib mengeluarkannya kepada yang berhak menerimanya.
B. Orang yang Wajib Berzakat
Islam mewajibkan kepada setiap orang muslim mengeluarkan zakat fitrah dan juga mewajibkan setiap orang Islam yang memiliki kekayaan dan telah sampai nishabnya serta mencapai waktu (haul) untuk membayar zakat. Mereka mungkin seorang pemilik perusahaan/perniagaan, pemilik peternakan hewan, pemilik emas/perak, pengusaha dan petani. Ringkasnya setiap orang muslim yang memiliki harta dan telah mencapai nishab, maka wajib berzakat.
C. Macam-Macam Zakat
Zakat yang wajib dikeluarkan dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu zakat fitrah dan zakat maal (zakat harta).
Zakat maal ialah zakat yang berhubungan dengan harta benda. Adapun harta benda yang wajib dizakati, terdiri dari:
1. Zakatun Nuquud ialah zakat harta kekayaan, seperti emas, perak, uang dan lain sebagainya.
2. Zakatut Tijaroh, ialah zakat barang-barang yang diperdagangkan.
3. Zakatul An’aam yaitu zakat binatang ternak, seperti kambing, sapi, kerbau, unta dan lain-lain.
4. Zakatuz Zira’ah ialah zakat pertanian dan perkebunan, seperti padi, gandum, jagung dan lain-lain, zakat pertanian dan perkebunan ini harus dikeluarkan setiap musim panen.
D. Orang yang Berhak Menerima Zakat
Zakat adalah harta yang diberikan kepada orang-orang yang tidak mampu, untuk lebih memudahkan pembagian zakat makaAl-qur’an menyebutkan tentang orang-orang yang berhak menerima zakat (mustahiq zakat). Firman Allah SWT:
انما الصدقات للفقراء والمساكين والعاملين عليها والمؤلفة قلوبهم وفي الرقاب والغارمين وفي سبيل الله وابن السبيل فريضة من الله والله عليم حكيم (التوبة: ٦٠ )
18
Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu hanya untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang masih lemah hatinya, untuk memerdekakan budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah. Dan Allah maha mengetahui lagi maha bijaksana”.
Dari ayat tersebut dapat kita ketahui bahwa mustahiq zakat atau orang-orang yang berhak menerima zakat itu ada 8 golongan, yaitu:
1. Orang fakir yaitu orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya.
2. Orang miskin yaitu orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam keaadaan kekurangan.
3. Pengurus zakat (‘amil) yaitu orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan membagikan harta zakat.
4. Mu’allaf, yaitu orang yang baru masuk islam dan imannya masih lemah.
5. Riqab (memerdekakan budak), mencakup juga untuk membebaskan orang miskin yang ditawan oleh orang–orang kafir.
6. Gharim, yaitu orang-orang yang berhutang karena untuk kepentingan agama dan tidak sanggup membayarnya.
7. Sabilillah, yaitu untuk keperluan islam dan kaum muslimin.
8. Ibnu sabil, yaitu orang-orang yang sedang dalam perjalanan.
E. Manfaat (kegunaan) Zakat
Kegunaan atau manfaat zakat antara lain, ialah:
1. Meningkatkan ketaqwaan orang yang menunaikannya.
2. Membersihkan dan mensucikan harta kekayaan dari sifat kikir.
3. Menambah keberkahan hartanyadan menumbuhkan usahanya, berkat doa kaum fakir miskin yang menerima pembagian zakat.
4. Meringankan penderitaan fakir miskin yang menerima pembagian zakat.
5. Memakmurkan lembaga pendidikan Islam dan mensyi’arkan dakwah islamiyah.
6. Mempersiapkan bekal pahala pembayar zakat dengan pahala yang tidak putus-putusnya di akherat kelak.
7. Memberikan kebahagiaan dan mencukupkan kebutuhan makan fakir miskin pada hari raya idul fitri.
4. Berpuasa di Bulan Ramadlan
A. Pengertian Puasa
Puasa adalah menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa, sejak terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari dengan beberapa syarat dan rukun.
B. Syarat-Syarat Wajib Puasa.
1. Orang Islam,bagi orang-orang yang tidak beragama Islam tidak sah dan tidak wajib berpuasa
2. Baligh atau dewasa, anak kecil atau yang belum mumayyiz tidak diwajibkan berpuasa, tetapi harus dilatih berpuasa walaupun tidak penuh dalam sehari
3. Berakal sehat, orang gila tidak wajib berpuasa.
4. Mampu berpuasa, orang-orang yang tidak mampu berpuasa seperti: orang sakit, bepergian jauh (musafir), ibu hamil dan orang tua yang pikun boleh berbuka puasa, akan tetapi wajib mengganti puasa pada hari lain di luar bulan ramadlan kecuali orang tua yang pikun dapat diganti dengan membayar fidyah.
C. Rukun Puasa
1. Niat Puasa, niat puasa harus dilaksanakan pada malam hari paling lambat sebelum datang imsak (fajar), jika kita khawatir lupa atau ketiduran lebih baik niat sebelum tidur atau setelah sholat tarawih, baik secara sendiri-sendiri atau berjama’ah. Kalau tidak niat puasa, maka puasa kita tidak sah
2. Menahan diri dari makan, minum atau segala hal yang membatalkan puasa dari fajar sampai terbenam matahari (maghrib).
D. Sunnah Puasa
Sunnah puasa adalah suatu perbuatan yang dikerjakan oleh orang yang sedang berpuasa untuk menambah kesempurnaan puasa. Apabila dikerjakan mendapat pahala dan bila tidak dikerjakan tidak berdosa. Adapun sunnah puasa antara lain:
1. Menyegerakan berbuka
2. Berbuka dengan makanan yang manis atau dengan buah kurma.
3. Berdo’a sewaktu berbuka puasa
4. Makan sahur sesudah tengah malam, supaya diakhirkan makan sahur sampai kira-kira 15 menit sebelum fajar.
5. Memberi kepada orang lain untuk berbuka puasa.
6. Memperbanyak shodaqah
7. Memperbanyak tadarus atau membaca Al-Qur’an dan mempelajarinya.
E. Hal-hal yang membatalkan puasa
Hal-hal yang membatalkan puasa antara lain:
1. Makan, minum atau memasukkan sesuatu ke dalam lubang anggota tubuh dengan sengaja
2. Muntah dengan sengaja
3. Hilang akal (gila, pingsan, mabuk dan sebagainya)
4. Keluar darah haid atau nifas bagi wanita
5. Bersenggama (bersatu badan suami istri)
6. Murtad (keluar dari agama Islam)
F. Macam-macam puasa
1. Puasa wajib
Puasa wajib ada dua macam, pertama puasa yang dikerjakan pada bulan ramadlan selama satu bulan dan kedua puasa nadzar, misalnya orang berkata apabila saya diwisuda sarjana pada bulan januari, maka saya akan berpuasa.
2. Puasa sunnah
Puasa sunnah adalah puasa jika dikerjakan mendapat pahala dan jika ditinggalkan tidak berdosa. Adapun yang termasuk puasa sunnah antara lain: puasa enam hari setelah satu syawwal, puasa hari arafah, puasa senin kamis dan sebagainya.
3. Puasa makruh
Puasa makruh adalah puasa jika dikerjakan tidak mendapat pahala, bahkan tidak disenangi oleh Allah. Adapun yang termasuk puasa makruh adalah puasa pada hari jum’at tanpa ada sebab qadha atau nadzar.
4. Puasa haram
Puasa haram adalah puasa jika dikerjakan berdosa. Adapun yang termasuk puasa haram adalah puasa hari raya idul fitri dan adha, hari tasyrik yaitu tanggal 11, 12, 13 bulan dzulhijjah.
5. Melaksanakan Haji
A. Makna Haji
Haji asal maknanya menyegaja sesuatu. Adapun yang dimaksud di sini adalah menyegaja mengunjungi ka’bah (rumah suci) untuk melakukan beberapa amal ibadat dengan syarat-syarat dan rukun-rukun yang telah ditentukan.
B. Syarat-Syarat Wajib Haji
1. Islam, tidak wajib bahkan tidak sah haji orang kafir
2. Berakal, tidak wajib haji atas orang gila dan orang bodoh
3. Baligh.
4. Merdeka atau mampu, tidak wajib haji atas orang yang tidak kuasa/mampu.
C. Rukun Haji
1. Ihram (berniat mulai mengerjakan haji atau umrah)
2. Hadir dipadang Arafah pada waktu yang ditentukan, yaitu mulai dari tergelincirnya matahari (waktu dhuhur) tanggal 9 bulan haji samapi terbit fajar tanggal 10 bulan haji.
3. Thawaf (berkeliling ka’bah)
4. Sa’i (berlari-lari kecil di antara dua bukit Shafa dan Marwah)
D. Wajib Haji
Perkataan wajib dan rukun biasanya berarti sama, tetapi dalam urusan haji keduanya berbeda:
Rukun: sesuatu yang tidak sah haji melainkan dengan melakukannya, dan ia tidak boleh diganti dengan dam (menyembelih binatang)
Wajib: sesuatu yang perlu dikerjakan, tetapi sahnya haji tidak tergantung atasnya, dan boleh diganti dengan memyembelih binatang.
Adapun wajib haji adalah sebagai berikut:
1. Ihram dari miqat
2. Bermalam di Muzdalifah
3. Melontar jumrah ‘aqabah pada hari raya haji
4. Melontar tiga jumrah
5. Bermalam di Mina
6. Thawaf wada’
7. Menjauhkan diri dari segala larangan atau yang diharamkan
E. Sunat Haji
Adapun termasuk sunat haji, di antaranya sebagai berikut:
1. Membaca talbiyah
2. Berdoa sesudah membaca talbiyah
3. Membaca zikir sewaktu thawaf
4. Sholat dua raka’at sesudah thawaf
5. Masuk ke ka’bah

ARTIKEL DALAM SATU LABEL



0 comments:

 
 
 
 
PIN BB 262A70A2