MATERI AKHLAQ


A. Pengertian Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa arab “akhlaq”. Secara bahasa akhlak mempunyai arti budi pekerti, tabi’at, dan watak. Dalam istilah kebahasaan akhlak sering disinonimkan dengan moral atau etika. Menurut Imam Ghazali akhlak adalah segala sifat yang tertanam dalam hati, dan diwujudkan dengan perbuatan yang telah membiasa.
B. Pembagian Akhlak
Secara garis besar akhlak dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Akhlak Mahmudah (terpuji)
Akhlak mahmudah adalah tabi’at atau watak manusia yang diwujudkan dengan perbuatan-perbuatan terpuji menurut pandangan syar’i atau agama. Akhlak terpuji biasa tercermin dalam tingkahlaku dan sifat-sifatnya dalam kehidupan sehari-shari. Diantara sifat-sifat terpuji itu ada yang untuk dirinya sendiri, orang tua , kepada Allah dan Orang lain. Beberapa perbuatan yang termasuk akhlak mahmudah (terpuji) antara lain :
a. Akhlak kepa da Allah
Allah telah menurunkan nikmatnya yang teramat banyak kepada manusia yang apabila nikmatnya tersebut dihitung tentulah manusia tiada yang sanggup untuk menghitungnya. Oleh karena itu manusia sebagai makhluk yang berakal dan beriman kepada Allah harus mempunyai akhlak yang terpuji terhadap-Nya.Diantara cara manusia berakhlak kepada Allah adalah :
1. Beribadah hanya kepada Allah
Sebagai hamba Allah sebaiknya manusia hanya beribadah kepada Allah semata. Ibadah ini dapat dilakukan dengan cara melaksanakan segala yang telah diperintahkan Allah dan menjauhi segala apa yang dilarang-Nya.
2. Cinta kepada Allah
Sebagai hamba-Nya manusi memang harus lebih mencintai Allah dari segala apapun yang ada di Dunia hal ini wajar saja karena Allah memberikan cintanya yang tak terhingga terhadap segala makhluk-Nya khususnya manusia, meskipun Allah tidak butuh balasan cinta hamba-Nya. Wujud cinta manusia terhadap Allah SWT dapat diwujudkan dengan cara ;
- Mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan terhadap manusia.
- Meninggalkan pekerjaaan maksiat
- Berserah diri hanya kepada Allah
- berharap terus menerus terhadap rahmat Allah tanpa adanya putusasa
3. Cinta kepada Allah
Cinta kepada sesama makhluk harus dilakukan karena Allah dengan hanya mencintai karena Allah diharapkan tidak terjerumus kedalam lembah kemusyrikan disertai harapan akan mendatangkan kebaikan bagi yang mencintai maupun yang dicintai.
4. Beramal karena Allah
Segala amal yang baik hendaknya dilakukan karena Allah begitu juga segala amal yang buruk harus ditinggalkan karena Allah. Orang yang beriman kepada Allah akan dengan ikhlas menjalankan semua perinta Allah dan menjauhi segala larangannya. Usaha-usaha yang dapat dilakukan manusia agar senantiasa iklhlas beramal karena Allah diantaranya adalah :
a. Tidak pernah meninggalkan sholat lima waktu dan masih ditambah dengan sholat-sholat sunah
b. Perbanyak dzikir kepada Allah
c. Memilih teman yang berakhlak mulia
d. Jika melakukan kesalahan segera berterus terang dan minta maaf
e. Membiasakan membaca Al-Qur’an serta senantiasa berdoa kepada Allah agar ditunjukan jalan yang lurus dan dihindarkan dari segala perbuatan yang tidak diridhoi
b. Akhlak kepada orangtua
Berbuat baik kepada orang tua adalah akhlak yang mulia. Keutamaan berbuat baik kepada orangtua diletakkan Allah SWT begitu tinggi sehingga dalam al-Qur’an perintah menyembah Allah selalu diiringi dengan perintah baik kepada orangtua. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Isro’ ayat 23 yang artinya “dan tuhanmu memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada Ibu Bapakmu dengan sebaik-baiknya”.
6
Perintah berbuat baik kepada orangtua ini memang sangat wajar jika melihat begitu besar jasanya terhadap anak-anaknya. Seorang ibu mengandung anaknya selama sembilan sepuluh hari dengan sangat berhati-hati dengan harapan kandungannya terjaga dengan baik. Ia rela meskipun harus menanggung penderitaan yang cukup lama untuk menantikan kelahiran bayinya. Seorang ibu dihadapkan dengan situasi yang menegangkan menjelang kelahiran, beberapa banyak ibu yang meninggal disaat melahirkan antara hidup dan mati ia pertaruhkan demi kelahiran sijabang bayi yang dinantikan. Semua sirna dengan senyuman yang menyungging di bibirnya tatkala anak lahir dengan selamat.
Terhadap kedua orang tua hendaknya seorang anak tidak akan memperlihatkan sikap yang kurang terpuji. Ketika hendak bepergian atau hendak sekolah seorang anak yang baik akan berpamitan dan mencium kedua tangan orangtua, begitupulah sesampainya di rumah ia mengucapkan salam begittu masuk rumah dan tak lupa untuk mencium kedua tangan orangtuanya.
Seorang anak yang baik terhadap orangtua yang meninggalpun ia akan berbuat baik. Adapun cara berbuat baik terhadap orang tua adalah dengan mendo’akannya menunaikan janjinya menghormati sahabatnya, menjalin silaturrahi dengan keluarga yang ditinggalkannya. Sepeninggal orang tua hendaknya lebih meningkatkan motifasi berbuat baik demi tetap untuk membahagiaan orangtua yang telah meninggal
c. Akhlak terhadap sesama orang muslim
Manusia seluruhnya di Dunia ini pada dasarnya berasal dari satu keturunan nabi adam dan Hawa, persaudaraan antar sesama muslim sangat penting terhadap ikatan persaudaraaan akan diperoleh persatuan. Cara berbuat baik terhadapn sesama muslim adalah dengan cara saling menyayangi, menghormati, menolong dan bermusyawarah dalam setiap permasalahan.
Kesejahteraan dan keamanan masyarakat akan dapat terwujud dengan baik apabila anggota masyarakat dapat hidup dalam semangat saling mengisi dan menolong. Hazat manusia akan pertolongan orang lain makin tersa jika datangnya musibah, sakit dan kesulitan ekonomi,. Orang yang suka menolong orang lain disaat ada yang membutuhkan merupakan akhlak yang sangat terpuji serta mendapatkan janji dari Allah yaitu pahala yang melimpah.
d. Rajin
Rajin artinya suka giat bekerja dan termasuk sikap terpuji. Untuk menumbuhkan sifat dalam diri hendaknya harus memulai Dengan membiasakan diri . sifat rajin ini kaitannya dengan waktu sebagai seorang muslim hendaknya sadar bahwa waktu adalah nikmat yang harus disyukuri dengan cara memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Nabi Muhammad pernash bersabda :
Gunakanlah limah kesempatan sebelum lima kesempatan satu sehatmu sebelum sakitmu, kedua waktu luangmu sebelum waktu sibukmu, tiga mudamu sebelum tuamu, empat kayamu sebelum miskinmu, lima hidupmu sebelum matimu”.
e. Jujur
Jujur adalah sesuainya perkataan dengan kenyataan. Seseorang dikatakan jujur kalau apa yang diucapkan dan dilakukannya sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Kejujuran akan membuahkan tindakan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Orang yang jujur hatinya akan selalu tentram dan penuh ketenangan yang akan menuntunnya untuk selalu berbuat baik. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
عليكم بالصدق فان الصدق يهدي الى البر والبر يهدي الى الجنة.
“Hendaklah kamu selalu jujur, karena kejujuran itu dapat menunjukkan pada kebaikan, sedangkan kebaikan itu dapat menunjukan ke surga” (HR. Bukhori dan Muslim).
Di antara sikap jujur dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
1) Jujur dalam berkata dengan cara tidak berdusta terhadap apa yang dikatakannya.
2) Jujur dalam berjanji dengan cara menepati janji yang telah diberikan kepada orang lain.
f. Sabar
Sabar adalah lapang dada dan tabah menghadapi segala macam musibah, ujian dan cobaan yang menimpa.
Sabar dibagi menjadi tiga macam:
1) Sabar untuk selalu melaksanakan dan menjalankan ibadah dan segala macam perintah agama.
2) Sabar untuk selalu menjauhi maksiat atau semua yang dilarang oleh agama.
3) Sabar ketika menghadapi musibah dan cobaan yang menimpa.
g. Tawakal
Tawakal adalah sikap berserah diri kepada Allah untuk menerima keputusan-Nya setelah semua usaha dan do’a telah dilakukan. Seseorang belum bisa dikatakan bertawakal jika tidak disertai dengan usaha dan do’a yang maksimal, begitupun halnya belum bisa dikatakan tawakal jika seseorang hanya mengandalkan salah satunya seperti berdo’a saja tanpa disertai usaha yang maksimal atau usaha saja tanpa disertai dengan do’a. Allah SWT berfirman:
فإِذَاعَزَمْتَ فََتَوَكّلْ عَلَى الله انّ الله يحب المتوكلين
“Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS. Ali Imran: 159)
h. Musyawarah
Menurut bahasa musyawarah berarti berembuk dan berunding, sedangkan menurut istilah adalah perundingan bersama antara dua orang atau lebih untuk mendapatkan keputusan yang lebih baik dan terbaik.
Musyawarah adalah sesuatu yang sangat penting untuk dilakukan dalam menyelesaikan segala macam persoalan baik dalam berorganisasi terkecil seperti rapat osis, rapat kelas dan lain sebagainya sampai pada organisasi terbesar seperti negara. Sekecil apapun masalah tanpa dipecahkan dengan jalan musyawarah maka hasilnya tidak akan lebih baik dibandingkan dengan jalan musyawarah.
Ada beberapa tujuan dilakukannya musyawarah, antara lain:
1) Untuk mencari jalan keluar dari suatu masalah secara adil dan bijak.
2) Untuk mencari kebenaran dan persetujuan bersama demi kemaslahatan atau kebaikan umat.
3) Untuk menghilangkan sikap otoriter, diktator dan sewenang-wenang.
2. Akhlak Madzmumah (Akhlak tercela)
Akhlak madzmumah adalah tabi’at atau watak manusia yang diwujudkan dengan perbuatan-perbuatan tercela menurut pandangan syar’i atau agama. Di antara beberapa perbuatan yang termasuk akhlak madzmumah, antara lain:
a. Malas
Malas adalah sifat tercela yang harus dijauhi, malas artinya tidak mau berbuat sesuatu. Orang malas disebut pemalas. Dalam kehidupan sehari-hari sebagai orang pemalas harus dijauhi, karena orang yang mempengaruhi orang lain yang ada disekitarnya. Sebuah kata kata mengatakan “waktu itu sebagai pedang” kalau tidak menymanfaatkan waktu ia pasti memenggalmu. Waktu yang telah terlewati tidak mungkin akan kembali lagi. Jika ingimn memperoleh kesejahtertaan lahir batin manusia harus berusaha dengan sungguh-sungguh berbahagialah orang-orang yang dapat memanfaatkan waktunya dengan baik.
b. Pasif Pesimis dan Putus Asa.
Pasif adalah perbuatan atau perilaku seseorang yang tidak memiliki tujuan hidup di dunia ini sehingga mereka tidak memiliki gairah untuk berbuat sesuatu pekerjaan yang ada hanyalah angan- angan semata.
Pesimis adalah perilaku atau perbuatan seseorang yang tidak memiliki harapan masa depan, ia merasa tidak mampu meraih sebuah harapan tersebut sehingga menganggap kehidupannya MADESUR (masa depan suram).
10
Putus asa adalah suatu perilaku seseorang yang beranggapan bahwa dirinya telah gagal dalam meraih suatu harapan atau cita-cita yang diharapkan dan ia tidak lagi mau berusaha untuk menempuh pekerjaan yang sama pada sekian kalinya (frustasi) sebagaimana Allah SWT berfirman :
و لا تيئسوا من روح الله إنه لا ييئس من روح الله إلا القوم الكافرون
“Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir”
c. Bergantung pada orang lain
Bergantung kepada orang lian adalah perilaku atau perbuatan seseorang yang selalu mengandalkan atau menggantungkan keberhasilannya pada orang lain dikarenakan memiliki sifat kurang percaya diri (PEDE).
Kita diperbolehkan bahkan wajib memiliki ketergantungan akan tetapi hanya kepada Allah sebagaimana firman-Nya :
الله الصمد
“Allah adalah Tuhan yang bergantung kepadanya segala sesuatu” (QS. Al-Ikhlas: 2)
Jika ketergantungannya kepada selain Allah maka kita akan selalu dikecewakan, yang pada gilirannya akan membuat kita malas untuk beramal dan berupaya sehingga kita akan termasuk orang-orang yang rugi.
d. Memaki dan mencela
Memaki adalah berbicara kepada seseorang dengan perkataan yang keji dan kasar, sedangkan mencela adalah merendahkan derajat orang lain dengan perkataan, perbuatan, maupun dengan isyarat. Hal ini merupakan sumber kerusuhan dan permusuhan karena berakibat menyakiti perasaan orang lain. Rasulullah bersabda :
ليس المؤمن بالطعان و لا العان و لا الفاحش ولا البذي
Bukanlah orang mukmin orang yang suka mencela suka mengutuk, suka kasar, bersikap keji, dan orang- orang yang suka memaki- maki”.(HR. Ahmad)
e. Berkata keji dan kotor
Perkataan yang kotor adalah perkataan yang sifatnya keji dan tidak senonoh serta terasa tidak enak didengar orang. Perkataan kotor menggambarkan kotornya keadaan hati dan jiwa orang yang mengatakannya. Perkataan kotor dapat menyakiti hati orang lain, perkataan kotor dapat merusak pergaulan dan menghancurkan pergaulan, perkataan kotor dapat mengundang campur tangan syetan,perkataan kotor dapat menimbulkan pertengkaran atau perkelahian. Oleh karena itu setiap mukmin diharuskan berbicara dan bersikap yang baik, apabila tidak mampu berbicara dengan
baik maka hendaklah diam. Sebagaimana pepatah mengatakan ; diam terkadang menjadi emas dan berbicara pun terkadang bisa menjadi mutiara, rosulullah bersabda :
من كان يؤمن بالله و اليوم الآخر فليقل خيرا او ليصمت
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berbicara yang baik atau lebih baik diam”. (HR. Bukhari Muslim)
f. Gibah dan namimah
Gibah adalah mengumpat atau menggunjing, yakni suatu perbuatan atau tindakan yang membicarakan seseorang di depan orang lain, sedangkan namimah adalah memfitnah atau mengadu domba dengan tujuan agar terjadi perpecahan di antara kedua belah pihak. Gibah dan namimah adalah termasuk dosa yang bisa merusak pahala puasa seseorang sama halnya dengan berdusta dan berkata kotor.
Rasul bersabda :
شر عباد الله المشاؤون بالنميمة المعوقون بين الاحبة الباغون للبراء العيب
“Seburuk- buruk hamba Allah adalah orang- orang yang berjalan kesana kemari dengan mengadu domba, memecah belah antara kekasih dan yang sukan mencari- cari cacat orang yang baik”. (HR. Ahmad)

ARTIKEL DALAM SATU LABEL



1 comments:

Anonymous said...

terima kasih adnda telah membantu saya menyelesaikan tugas

 
 
 
 
PIN BB 262A70A2